Ketika TELKOM Turun Tangan Menunaikan Janji Kemerdekaan

Perempuan Dan Perangkat Teknologi

Kata para orang tua dulu, yang namanya perempuan itu identik dengan 3M: macak (dandan), masak dan manak (melahirkan). Dalam bahasa yang berbeda: kasur, sumur, dapur. Dari sini saja sudah diketahui, di area mana saja perempuan bisa bergerak.

Karena pandangan ini yang membuat kesempatan anak perempuan mengenyam pendidikan menjadi sangat terbatas. Tidak perlu sekolah dokter. Tidak penting meluangkan waktu untuk belajar ekonomi. Tidak perlu mencoba jadi arsitek atau yang lainnya. Bisa membedakan mana kencur, mana tumbar, mana merica dan kawan kawannya itu sudah cukup.

indie-jong-8-a-re-crop-crop
Potret Perempuan Djaman Doeloe

 Itu dulu. Sekarang beda lagi.

Cara pandang sudah berubah. Kalau anak perempuan tidak mengenyam pendidikan, mau jadi apa negara ini? Bukankah perempuan adalah tiang negara? Bukankah perempuan (ibu) adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya?

Perlahan-lahan para perempuan duduk di bangku-bangku pendidikan di berbagai jenjang. Dari gerakan massif ini, muncullah perempuan-perempuan terpelajar dengan berbagai disiplin ilmu yang berbeda.

Perubahan demi perubahan terus terjadi. Sampai pada suatu titik, para perempuan yang sudah bekerja dan sudah memiliki anak dihadapkan pada pilihan: memilih karir atau memilih anak? Bagi sebagian perempuan, opsi ini adalah pilihan yang tidak ingin dipilih. Kedua pilihan inginnya dimiliki semua. Ya mempunyai karir mapan, ya bisa mengasuh anak dengan baik.

Tapi…

Pilihan sering tidak berlaku ramah. Banyak kendala yang menghadang ketika seorang perempuan ingin menjalani kedua peran ini dengan seimbang. Ada yang sukses menjalaninya. Tapi banyak juga yang kerepotan bukan kepalang. Ingin anaknya dibesarkan orang lain atau dibesarkan dengan tangannya sendiri? Salah satu hal yang membuat banyak perempuan galau.

Akhirnya, dari keruwetan ini, muncullah alternatif yang bisa diambil. Bekerja dari rumah sambil mengasuh anak. Ini yang kemudian disebut dengan Work-at-Home Moms (WAHM). Dengan bekerja dari rumah, para ibu bisa mengasuh anaknya dengan lebih baik tanpa harus kehilangan eksistensinya dalam berkarya.

Karena keterbatasan waktu dan tempat untuk mengambangkan karir sekaligus mengasuh anak, maka muncullah berbagai virtual office. Praktis dengan memiliki virtual office, aneka pekerjaan yang biasanya diseleseikan di kantor, bisa diatasi dari rumah. Enak kan?

Potret Perempuan Masa Kini
Potret perempuan masa kini

Nah, untuk bisa mewujudkan virtual office bagi seorang Work at Home Moms, salah satu sarana yang tidak bisa di abaikan adalah ketersediaan internet. Dengan internet, meeting dengan klien yang jaraknya ribuan kilometer bisa dilakukan tanpa harus langsung bertatap muka. Dengan internet pula, pesanan barang dari berbagai penjuru negeri bisa ditangani dengan mudah. Iya kan, sis? Pokoknya, dengan internet, just one click! You will get everything.

Keberadaan internet memudahkan masyarakat dunia maya melakukan aktifitas ekonominya. Maka tidak heran, semakin lama semakin banyak bermunculan entrepreneur-entrepreneur rumahan. Keberhasilan banyak pedagang online menstimulus para pedagang online baru lainnya. Salah satu ciri khas dari aktifitas yang mengandalkan ketersediaan perangkat digital, para pesaing akan banyak bermunculan (Low Barrier to Entry). Semakin maraknya aktifitas perdagangan via dunia maya membuat kondisi perekonomian masyarakat selangkah lebih maju. Nilai plus yang didapat dengan memanfaatkan perangkat digital.

Mobile Broadband dan Grapari Telkomsel

Sebagai bagian dari janji kemerdekaan Indonesia, upaya untuk mencerdasarkan dan menyejahterakan masyarakat Indonesia harus dilakukan oleh berbagai elemen bangsa. Dan janji itu harus dibayar lunas, kata Anies Baswedan.

Telkom turun tangan untuk ikut melunasi janji itu. Berbagai terobosan untuk membuat masyarakat semakin mudah mengakses internet telah Telkom lakukan dengan berbagai gebrakannya. Keberadaan internet membuat transfer pengetahuan dan teknologi semakin mudah dilakukan. Para pelaku usaha akan mendapatkan berbagai kemudahan untuk berekspansi yang akhirnya nanti bisa memperbesar daya jangkau dari aktifitas ekonomi yang dilakukan.

Jika semakin banyak pelaku ekonomi yang bersentuhan dengan perangkat digital, akan semakin menguatkan daya saing Indonesia pada di tataran global. Pada tahun 2013 ini, saya saing Indonesia semakin menunjukkan kemajuan. Jika sebelumnya pada tahun 2012, peringkat Indonesia masih berada di posisi 50, saat ini pada tahun 2013, posisi Indonesia semakin bagus dengan menempati posisi 38.

Telkomsel yang menjadi bagian dari Telkom adalah operator seluler paling besar di Indonesia. Perusahaan ini menempati peringkat keenam di dunia. Sebuah posisi yang sangat prestisius.

Saat ini masyarakat memasuki era mobile broadband. Era dimana masyarakat semakin mudah mengakses internet tanpa menggunakan kabel (wireless). Telkomsel dalam upayanya menyediakan akses internet yang mudah mengeluarkan Telkomsel Flash. Dengan didukung teknologi HSDPA, EDGE, 3G, GPRS, membuat fasilitas ini bisa digunakan untuk berselancar di dunia maya dengan kecepatan yang bisa diandalkan. Layanan Telkomsel Flash ini memiliki daya jangkau terluas di Indonesia. Ini artinya, kapanpun dan dimanapun kita berada, kita masih bisa terhubung dengan internet.

Jika dulu masyarakat harus mendatangi Grapari untuk menyeleseikan berbagai persoalannya terkait dengan layanan dari perusahaan operator seluler ini, saat ini Telkomsel malakukan upaya jemput bola untuk para pelanggannya dengan menghadirkan Mobile GraPARI

 Mobile Graparai

 Sebanyak 268 unit kendaraan Mobile GraPARI disebar di berbagai titik yang ada di Indonesia, misalnya daerah Jabodetabek, Jawa-Bali, Sulawesi, Kalimantan, Maluku serta Papua. Anywhere, everywhere, Mobile GraPARI ini siap melayani para customernya.

Berbagai terobosan yang dilakukan Telkomsel untuk menyediakan akses internet yang mudah bagi masyarakat merupakan salah satu wujud aksi turun tangan Telkom untuk menunaikan janji kemerdekannya. Karena bagaimanapun, janji memang harus ditepati.