Kiat Hidrasi Sehat Selama Puasa Dengan Formula 2-4-2

Aktifitas saya sebagai seorang penulis tidak otomatis berhenti ketika bulan Ramadhan tiba. Mentang-mentang karena puasa, tidak ada asupan makanan dan minuman sepanjang hari lantas menjadi sah-sah saja dengan tidak melakukan apa-apa. Alasannya badan lemes. Ini adalah pemikiran yang keliru. Justru selama bulan Ramadhan, produktifitas harus ditingkatkan, terutama menyangkut ibadah seperti sholat tarawih dan tadarus yang itu menuntut kondisi fisik yang prima.

Selama bulan puasa ini, hampir setiap hari harus setor tulisan. Ketika badan dalam kondisi lapar dan haus, masih harus mikir tulisan yang dibuat rasanya itu sesuatu banget. Ungkapan ‘Logistik mempengaruhi logika’ berlaku adanya. Tapi mau tidak mau, meski puasa, serangkaian tugas harus tetap dilaksanakan.

Saya dulu pecandu kopi. Meski tidak harus bergelas-gelas perharinya, tapi hampir setiap hari minum kopi. Rata-rata sehari ‘hanya’ ½ sampai 1 gelas saja. Ritual minum kopi biasanya saya lakukan ketika sedang menulis untuk mengejar target. Yang saya rasakan, kopi memang seperti minuman ajaib. Otak kusut saat nulis bisa tiba-tiba terurai dengan sendirinya setelah minum kopi.

Kecanduan kopi ini menjadi berkurang drastis ketika saya merasa ada yang tidak beres dengan anggota tubuh. Badan, terutama area pinggang sampai kaki terasa sakit. Dan anehnya itu hanya terjadi pada salah satu kaki. Akhirnya setelah saya periksakan ke dokter, ketahuan penyebabnya.

Penyebab munculnya rasa sakit itu karena kebiasaan saya: kurang minum air putih dan olahraga. Iya, sih. Ketika kopi sudah ada di depan mata, maka pengetahuan tentang pentingnya minum air putih seolah menguap entah kemana. Fokus perhatian saya terpenjara oleh adanya kopi.

Sejak saat itu saya merasa kapok dan perlahan-lahan mulai merubah gaya hidup. Air putih mendominasi, menggantikan kehadiran kopi. Meski beberapa kali masih cheating. Yah namanya juga kecanduan, jadi diminta melepas kopi langsung tentu akan sulit. Salah satu terapi yang bisa dilakukan adalah semakin menjaga jarak minum kopi dan kalaupun harus minum hanya ½ gelas saja.

Minum air putih 8 gelas sehari mulai saya biasakan. Meski saya akui untuk mengubah kebiasaan ini rasanya cukup sulit. Biasanya baru minum ketika sinyal haus sudah datang. Itupun seringnya tidak sampai 8 gelas perhari. Saya semakin sadar, kebiasaan baik untuk minum air putih sebanyak 2 liter perhari memang harus terus dilatih.

Kalau hari biasa, mengatur waktu konsumsi air putih sebanyak 8 liter termasuk cukup mudah karena ada waktu 24 jam. Berbeda ceritanya ketika bulan puasa bagi umat Islam telah tiba. Pada bulan ini, jam makan dan minum dibatasi waktunya. Mulai dari imsak hingga adzan magrib tidak boleh makan atau minum.

Lantas bagaimana caranya supaya hidrasi tercukupi ketika bulan puasa?
Gampang! Kita ganti saja formula minumnya.

Formula 2-4-2

Mungkin, ketika membaca formula ini, bayangan Anda langsung mengarah ke lapangan hijau, tempat dimana formasi angka begitu biasa. Tapi ini bukan tentang sepakbola. Ini tentang rumus mengkonsumsi air putih ketika bulan puasa. Bulan dimana waktu kita untuk makan dan minum terbatas.

Di Indonesia, puasanya sekitar 13 jam. Jadi kita hanya punya waktu makan dan minum 11 jam, itupun ada selingan tidurnya. Nah, meski waktu bebas makan dan minumnya relatif pendek, kita masih bisa menyiasati supaya asupan air putih 8 gelas perhari tetap terjaga.

Caranya?

Pakai Formula 2-4-2

242 1
Sumber: http://www.aqua242.com

2 Gelas Ketika Berbuka

Angka 2 pertama menunjukkan jumlah gelas yang harus diminum ketika waktu berbuka. Tidak sekaligus 2 gelas langsung tandas. Kalau caranya seperti ini, bisa-bisa kelempoken (perut penuh dengan air). Cara yang ideal adalah dengan minum 1 gelas sebelum menyantap menu utama. 1 gelas lagi setelah berbuka. Dengan cara ini, perut akan menyesuaikan kehadiran 2 gelas air yang datang secara beraturan.

Saya sudah lama meninggalkan takjil berbuka dengan takjil yang manis, misalnya es buah, kolak dan sebagainya. Salah satu penyebabanya karena saya sadar ketika takjilnya selalu berisi tentang kolak dkk-, setelah ramadhan berakhir, badan bukannya melangsing, tapi justru menggemuk.

Jadi, meski sejak hari pertama puasa, para tetangga rajin mengunjungi pasar takjil yang menyediakan makanan-makanan manis nan berlemak, saya sudah tidak tergoda. Sebagai pembasuh kerongkongan yang kering seharian, saya membasahinya dengan minum air putih. Pernah 3-4 kali dapat kiriman takjil nan manis dari tetangga, saya minumnya hanya sekedarnya saja, dengan tetap air putih yang menjadi pendampingnya. Saya anggap mengkonsumsi takjil manis sebagai selingan yang sifatnya rekreasional, bukan menu rutin yang harus selalu ada.

4 Gelas Saat Malam

Ini saya minum ketika selesai sholat tarawih dan tadarus. Karena saya harus menemani ibu sholat tarawih dirumah, saya yang selalu jadi imamnya. Memimpin sholat Isya plus sholat tarawih beberapa rokaat bisa membuat tubuh capek, berkeringat dan muncul rasa haus. Jadi, inilah saat yang tepat untuk minum air putih.

Selanjutnya ketika tadarus. Untuk memperpanjang nafas, biar tidak selalu ngos-ngosan, saya sedia aqua botolan. Ketika target khatam quran sudah dicanangkan, tentu setiap kali membaca al-quran tidak cukup hanya ½ atau 1 lembar. Harus berlembar-lembar sekali duduk jika ingin segera dapat 30 juz. Dan kehadiran air putih begitu berarti. Selain untuk ‘memperpanjang napas’, juga untuk mencegah mata mengantuk.

2 Gelas Saat Sahur

Selama bulan Ramadhan ini, saya akui, nafsu makan ketika sahur tidak seheboh beberapa tahun yang lalu. Lebih kalem dan tenang menghadapi makanan. Meski tidak antusias makan, saya usahakan minum air putih dengan takaran yang cukup. Karena perjalanan siang hari cukup panjang.

Meski berusaha disiplin minum air putih sesuai yang dianjurkan, tetap saja ada momen-momen untuk melakukan cheating. Misalnya beberapa waktu lalu ketika Ramadhan memasuki 10 hari terakhir, karena ingin segera khatam saya doping dengan kopi. Air putih ada, tapi inginnya hanya minum kopi. Jadi satu malam itu sebelum tidur saya habis 1 gelas kopi.

Kemudian ada pertanyaan, mengapa harus minum air putih 2 liter perhari? Mengapa tidak didiskon saja, misalnya hanya 2 gelas sehari semalam karena ini puasa.

Ternyata….

Ini dilakukan untuk menghindari dehidrasi. Dehidrasi diartikan sebagai kurangnya cairan dalam tubuh. Dehidrasi memiliki 3 tingkatan, mulai dari yang ringan hingga berat. Dehidrasi ringan antara lain ditandai dengan mengantuk, letih, lesu, bibir kekeringan dan sebagainya. Sedang dampak dehidrasi berat bisa menyebabkan heat stroke dan koma.

Selama puasa, meski organ pencernaan sedang beristirahat, tapi sesungguhnya proses mrtabolisme masih bertugas sebagaimana mestinya terutama ekskresi. Proses ini bertugas membuang sisa-sisa dari metabolism yang dikeluarkan dalam bentuk keringat maupun buang air kecil yang ternyata jumlah tidak berbeda disbanding ketika orang itu tidak puasa alias sama. Jadi, kebutuhan minum orang yang berpuasa dengan yang tidak tetaplah sama.

Mengapa harus air putih? Karena hanya air putihlah yang merupakan cairan alami yang bisa memenuhi kebutuhan cairan dalam tubuh. Air putih masih murni dan tidak tercampur dengan zat-zat tambahan lainnya.

Manfaat air putih sudah jelas, langkah selanjutnya untuk bisa memenuhi kebutuhan air dalam tubuh yang bisa dikatakan sebagai urat nadi kehidupan adalah mendapatkan air putihnya.

Salah satu keuntungan kita hidup di jaman ini adalah kemudahan hidup yang semakin gampantg didapat. Ketika kita perlu air putih untuk minum, ada berbagai pilihan yang bisa dipertimbangkan. Bisa memasak air putih sendiri atau minum air putih kemasan.

Dengan air putih kemasan, kita tidak perlu merebus air sumur dulu yang kadang airnya tidak jernih. Diantara sekian banyak merk air putih siap minum, saya rekomendasikan AQUA.

Mengapa Harus Aqua?

aqua

Aqua adalah produk terbaik dibidangnya yang pernah ada di Indonesia. Aqua bekerja keras untuk bisa mempersembahkan air minum terbaik. Mulai dari memilihkan sumber mata air terbaik, mengelola hingga mengemas air minum yang siap dinikmati oleh masyarakat.

Totalitas Aqua dalam memberikan produk terbaik kepada konsumen ini membuahkan berbagai penghargaan. Berbagai macam penghargaan ini menjadi semacam jaminan bahwa Aqua benar-benar produk bermutu.

Diantara banyaknya produsen air putih kemasan, Aqua-lah juaranya. Merek generiknya sudah menancap dengan erat di memori masyarakat luas. Hingga orang ketika menyebut air putih kemasan, menyebutnya dengan kata Aqua.
Aqua begitu peduli dengan konsumennya. Salah satu buktinya adalah dengan diluncurkannya program #Aqua242. Dengan program ini, Aqua ingin mengedukasi masyarakat supaya tetap mengkonsumsi air putih dengan takaran yang cukup meski sedang puasa.

Jadi, dengan dukungan Aqua, mari kita terapkan formula 242 supaya puasa berjalan lancar.

Referensi:
http://www.aqua242.com/
http://www.kompasiana.com/ian2000/dehidrasi-dan-akibatnya_55009134a333117f7251153d
http://www.koran-sindo.com/read/1014410/152/cukupi-hidrasi-saat-berpuasa-1434680637

.

Kue Kacang dan Sebongkah Kenangan

Selain membuatkan baju Ibu a la DIY alias jahit sendiri, satu hal yang ingin saya lakukan untuk menyambut lebaran kali ini adalah membuatkan beliau kue kacang.
Sampai Ramadhan menginjak setengah bulan, beliau masih kuat berpuasa meski kondisi beliau tidak seperti manusia sehat lainnya. Ya, sejak beberapa tahun yang lalu beliau terkena stroke. Meski dari kondisi kesehatan dan juga usia yang sudah sepuh beliau bisa tidak menjalankan puasa (rukhsoh) dan bisa menggantinya dengan membayar fidyah, tapi beliau tetap keukeuh menjalankannya. Ini yang membuat saya ingin sekali menghadirkan sesuatu yang istimewa di hari raya nanti, salah satunya kue kacang idaman beliau.
Meski pada dasarnya saya tidak begitu suka dengan kue ini, tapi rencana membuat kue kacang ini tetap akan saya jalankan. Alangkah bahagianya bila melihat orang yang kita cintai bahagia dengan pemberian kita. Bukankah begitu?
Sejak saya masih kecil dan Ibu masih sehat, selain kue madu mongso, kue kacang selalu hadir di meja sebagai hidangan menyambut lebaran. Saat itu, salah satu hal yang membahagiakan ketika bulan Ramadhan adalah bisa membantu beliau membuat kue kacang. Karena saya tidak kuat menggiling adonan karena tubuh saya yang masih kecil, jadi Ibu memberi tugas saya untuk mengoleskan kuning telur ke adonan sebelum dimasukkan oven.
Meski kelihatannya remeh, ternyata mengoleskan kuning telur nggak seremeh yang dikira. Jika tidak tahu triknya, maka olesan kuning telur tidak bisa merata dan hasilnya penampakan kue menjadi tidak begitu cantik.
Ibu tidak tanggung-tanggung ketika membuat kue kacang. Beberapa toples kaca besar khas djaman doeloe penuh dengan kue ini. Selain karena keluarga kami termasuk keluarga besar –saya 7 bersaudara- juga karena banyak tamu-tamu yang berdatangan. Khawatirnya kalau membuat kuenya sedikit, nanti akan kekurangan. Meski kenyataannya kue-kue itu baru habis setelah lebaran berlalu beberapa minggu 😀
Setelah Ibu terkena stroke sekitar 10 tahun yang lalu, kebiasaan membuat kue kacang menjadi hilang. Selain karena beliau yang biasa membuat kue sedang sakit, juga karena kami, anak-anaknya, termasuk dalam golongan orang yang sukanya memilih yang praktis-praktis saja dengan cara membeli kue jadi untuk hidangan lebaran. 😀
Lebaran kali ini akan menjadi lebaran kedua saya membuatkan kue kacang untuk Ibu. Kue idaman beliau.
Saya membayangkan Ibu akan sangat bahagia ketika kue idaman beliau bisa hadir di depan mata lewat tangan putrinya.
Meski kondisi Ibu tidak sesehat dulu dengan konsumsi makanan tertentu yang dibatasi, tapi tetap saja kehadiran kue kesukaan akan menambah kebahagiaan. Sedikit icip-icip, bolehkan. Sekedar untuk mengobati rasa penasaran.
Selain kue kacang, menu idaman yang ingin saya hadirkan sebagai sajian hari raya adalah buah-buahan sebagai pengganti aneka kue manis. Kue kacang adalah perkecualian.
Selera anti mainstream ini harus saya hadirkan. Karena saya sadar betul, terlalu banyak mengkonsumsi makanan manis miskin serat ketika lebaran tidak baik untuk pencernaan. Betapa tidak sedikit orang yang mengeluh sakit perut karena pola makan tidak terjaga ketika lebaran tiba?

Tidak ada menu wajib yang harus hadir, misalnya harus opor ayam, sambel goreng ati dan sebangsanya yang sepertinya menjadi menu wajib lebaran. Selain karena kami sadar makanan-makanan seperti itu menjadi penunjang utama kolesterol sehingga banyak yang sakit pasca lebaran, juga karena kami tidak mengacu pada gaya mainstream. Menu istimewa tetap ada, tapi tidak harus menu-menu tertentu seperti yang disebut diatas.

<a href=”http://new.ngablogburit.blogdetik.com”><img src=”http://uc.blogdetik.com/fs/153/153515/media/2015/06/18/1434619962314394239.gif&#8221; width=”100%” /></a>